Ticker

6/recent/ticker-posts

Memberi Makan Ikan di Bendung Lepen Kali Gajah Wong

Bendung Lepen Kali Gajah Wong
Bendung Lepen Kali Gajah Wong

Kreasi warga di Jogja tak pernah habis. Kali ini yang melejit sejak tahun 2019 adalah Bendung Lepen. Destinasi hasil inovasi para masyakarat di sekitaran Kali Gajah Wong, Yogyakarta yang memanfaatkan selokan. 

Berlokasi di Kampung Mrican, Giwangan, Yogyakarta, Bendung Lepen menjadi ramai dikunjungi para wisatawan lokal untuk bermain bersama keluarga. Aktivitas memberi makan ikan sekaligus spot foto ikonik menjadi daya tarik tersendiri. 

Di akhir pekan, saya mempunyai agenda untuk mengantarkan Noken Papua ke salah satu kawan sepeda. Dua noken yang lainnya sudah saya serahkan waktu gowes bareng ke Kopi Merapi. Sabtu pagi ini, saya ingin menuntaskan amanah kawan dari Papua. 

Jalur yang saya pilih melintasi Jembatan Janti, tujuannya memang sekalian mengambil vlog untuk konten di Youtube. Sebelumnya, saya sudah menghubungi kawan yang rumahnya di Kotagede. Sehingga nanti tinggal melanjutkan gowes pagi blusukan. 
Bersepeda akhir pekan
Bersepeda akhir pekan

“Sudah pernah ke Bendung Lepen belum?” Celetuk kawan saat bertemu. 

Saya menggeleng. Selain belum pernah, saya malah tidak tahu tempat apa itu. Dua sepeda melintasi jalur sisi kiri. Sesekali melihat para pengguna sepeda yang masih belum tertib saat lampu sedang merah. Sebuah pemandangan yang menyesakkan, tapi seringnya seperti itu. 

Dua sepeda terus melaju beriringan. Berhubung saya tidak tahu rutenya, cukup menguntit dari belakang. Kami melintasi arah jembatan dekat Rumah Makan Sekar Kedathon. Lantas kawan memberi isyarat tangan untuk belok kanan tepat di tepian jembatan. 

Jalan paving di bantaran Kali Gajah Wong menjadi rute pagi ini. Kami mengayuh pedal pelan, sesekali menyapa warga setempat yang asyik duduk santai di depan rumah. Seumur-umur, ini kali pertama saya melintasi jalur tersebut. 

Sisi kanan sungai tersekat pagar. Di sudut tertentu terlihat orang sedang memancing. Hari masih sangat pagi, ini artinya yang memancing kemungkinan besar adalah warga setempat. Jalur sedikit menanjak, lalu sampailah pada tempat yang lumayan ramai. 
Menuju Destinasi Wisata Bendung Lepen, Kali Gajah Wong
Menuju Destinasi Wisata Bendung Lepen, Kali Gajah Wong

Di sini saya masih bingung dengan destinasi yang kawan tuju. Seorang pemuda sibuk menyapu, kami kembali menyapa sambil menaiki sepeda di turunan. Saya melihat banyak kendaraan yang terparkir. Sampai akhirnya saya mengenali tempat ini. 

“Oalah ini namanya Bendung Lepen, toh!? Tahu gitu saya bawa kamera.” 

Sering kali saya melihat teman-teman pesepeda foto di selokan yang penuh ikan. Ternyata namanya adalah Bendung Lepen, dan saya baru menyadarinya. Ada rasa menyesal karena tadi pagi saya tidak membawa kamera untuk memotret. 

Sudah terlanjur, saya mengabadikan menggunakan Gopro. Itupun harus berbagi dengan mengambil vlog. Bendung Lepen awalnya adalah selokan kumuh, sekarang menjadi selokan bersih penuh dengan ikan. 

Selokan ini disekat menggunakan semacam kain kasa pada ujung, lalu petakan yang sudah ditentukan diberi ratusan ikan. Pengunjung berjejer di tepi selokan untuk melihat ikan-ikan berebut makanan. 
Penduduk setempat menjual pakan ikan
Penduduk setempat menjual pakan ikan

Konsep wisata Bendung Lepen ini patut diacungi jempol, kendaraan roda dua hanya membayar parkir motor. Untuk sepeda membayar seikhlasnya. Kotak pembayaran seikhlasnya ada di jalan sebelum masuk. Saya sendiri tidak menyadari kotak tersebut. Baru tahu ketika tanya kawan tentang pembayarannya. 

Selain daya tarik berfoto dengan ikan, para pengunjung dapat ikutan memberi makan ikan yang ada di kolam. Sudah tersedia wadah gelas-gelas kecil yang berisi pakan ikan untuk dijual. Kalian yang ingin memberi makan ikan cukup membeli pakan ikan seharga 2000 rupiah. 

Untuk kalian yang ingin bersantai sambil menyicipi kulineran, di sini juga sudah ada tempat khusus untuk kuliner. Walau tak luas, setidaknya membuat geliat perekonomian warga setempat menjadi lebih baik. 

Saya asyik mengambil video, lantas duduk di area parkir sepeda. Belum juga pukul 07.00 WIB, tapi antusias pesepeda yang datang sangat banyak. Saya sendiri kaget melihat kunjungan pagi yang begitu ramai. 

Di sekitar Bendung Lepen sudah ada tempat sampah. Harapannya para pengunjung turut menjaga kebersihan destinasi dengan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, para pengunjung diharapkan mengenakan masker. 

Tidak lama kami di sini, pengunjung makin bertambah. Kami berdua memutuskan untuk meninggalkan destinasi yang sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal pagi ini. Jalur kali ini agak berbeda, melintasi jembatan kecil menuju labirin Kotagede

Percayalah, sampai sekarang saya sendiri belum hapal gang-gang yang ada di Kotagede. Tapi ada rute yang pernah saya lintasi waktu bersama kawan memotret dan melewati Rumah Pocong Kotagede. Menyenangkan rute pagi ini, saya terus merekamnya. 
Melanjutkan perjalanan blusukan Kotagede
Melanjutkan perjalanan blusukan Kotagede

“Kita sarapan soto,” Ajak kawan. 

Lagi-lagi saya mengangguk. Keluar dari gang kecil, kami menyeruak di keramaian Pasar Kotagede. Menuju jalur jalan Kemasan yang tadi pagi kami bertemu. Di sisi kiri sebelum lampu merah, sepeda bolek kiri, tepat di samping ada warung soto. 

Sesuai rencana, kami sarapan soto di Kotagede. Menariknya, di warung soto ini ada kemangi yang disediakan. Kita tinggal memetik danu-daun kemangi untuk dijadikan satu dengan soto. Rasanya enak, saya menikmati soto bersama daun kemangi. 

Di tempat ini juga saya menyerahkan Noken titipan kolega dari Papua. Tuntas sudah amanah dari kolega, semuanya sudah saya serahkan. Harapannya tentu di masa mendatang saya bisa mengunjungi tanah Papua. 
Sarapan soto di Kotagede
Sarapan soto di Kotagede

Waktu masih pukul 07.30 WIB. Selesai makan, kami membubarkan diri. Saya kembali ke kos untuk melanjutkan tidur yang sempat tertunda. Nantinya, rekaman ini saya edit kala luang. Lumayan, sejak kemarin mendapat dua konten untuk Youtube. 

Seperti ini agenda saya kala akhir pekan. Ada kalanya saya mengopi bersama kawan-kawan bloger. Atau malah bersepeda dengan kolega yang berbeda. Tak jarang pula hanya tidur dan bangun siang. Jadi bagaimana dengan akhir pekanmu? *Bendung Lepen; 29 Agustus 2020.

Posting Komentar

0 Komentar