Ticker

6/recent/ticker-posts

Santap Malam di Restoran Mak Semarangan

Sajian makan pembuka di Restoran Mak Semarangan
Sajian makan pembuka di Restoran Mak Semarangan
Selepas magrib, saya bersama rombongan menaiki bus menuju Restoran Mak Semarangan yang berada di Jalan Monjali No. 90A, Sinduadi, Mlati, Sleman. Perjalanan di mulai dari lobi hotel Phoenix. 

Saya bertugas layaknya pemandu, memastikan semua rombongan masuk, lantas memberi aba-aba pada supir agar berangkat. Sepanjang perjalanan tak banyak yang saya terangkan. Toh peserta rombongan asyik sendiri berbincang dengan teman-temannya. 

“Lantai dua ya mas,” Terang pramusaji kala kusebut nama instansi yang memesan meja. 

Saya beserta rombongan menaiki anak tangga, di lantai dua sudah ada beberapa peserta yang menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi daring. Kami saling sapa, menanti hidangan makan malam. 

Sedikit yang bisa saya terangkan tentang Restoran Mak Semarangan ini. Di internet, khususnya Google Maps, restoran ini namanya cukup panjang. Mak Semarangan Resto-Gallery-Coffee Halal Food. Perpaduan antara resto, galeri, dan kedai kopi. Tentu saja tambahan kata “Halal Food” ini menekankan bahwa menu yang disediakan halal semua. 
Lantai satu berkonsep Jawa
Lantai satu berkonsep Jawa
Bangunan restoran Mak Semarangan tidaklah besar, namun bagi pengguna kendaraan bermesin khususnya motor tidak perlu bingung mencari parkir. Lantai dasar digunakan untuk parkir kendaraan. 

Konsep galeri diterapkan pada lantai dua. Tiap dinding penuh manik-manik khas Jawa, pun dengan lantunan lagu yang diputar. Tempat ini cukup tenang, pengunjung yang menyukai suasana ala Jawa bisa menggunakan lantai dua sebagai tempat makan. 

Saya sempat masuk ke lantai dua, tidak banyak pengunjung yang di sini. Tetapi yang terlihat beberapa pengunjung di lantai dua adalah wisatawan manca. Mungkin karena mereka suka dengan konsep dan suasananya. 

Lantai dua yang saya tempati berkonsep lebih modern. Tatanan meja dan kursi tersebar mengikuti bentuk ruangan. Jika di lantai satu penuh manik-manik khas Jawa, di sini dinding berbentuk mural sebuah kota. Selain itu, di lantai dua ini juga terdapat meja barista. Bagi yang ingin memesan kopi bisa ke lantai dua, atau dari lantai atasnya. 
Lantai dua Restoran Mak Semarangan berkonsep modern
Lantai dua Restoran Mak Semarangan berkonsep modern
Sempat sesekali berbincang dengan barista, mereka mengatakan bahwa tidak begitu banyak orang yang datang khusus untuk menyeduh kopi. Rata-rata yang datang ke sini kali pertama malah tidak tahu adanya kedai kopi di Resto Mak Semarangan. 

Di lantai tiga sendiri digunakan sebagai coworking space. Saya sempat naik ke lantai tiga, cukup sepi di atas. Menurut penuturan barista, kadang ramaninya cenderung pada siang hari. Pun dengan lantai empat yang digunakan sebagai privat room maupun rofftop. 

Kedai kopi yang berada di Mak Semarangan ini dibuka sampai pukul 23.00 WIB. Hanya saja pemesanan terakhir dilayani sampai pukul 22.00 WIB. Sebenarnya ingin mencicipi kopi di tempat ini, namun saya tangguhkan karena sudah memesan makanan yang lainnya. 

Menurut informasi dari pegawainya, Mak Semarangan ini sudah ada di Jogja selama dua tahun. Pemiliknya sendiri orang dari Purwodadi. Sehingga menu yang disediakan juga lebih kental nuansa nusantara. 

Menu andalan di retoran ini adalah Nasi Ayam Semarangan. Seporsi nasi ayam semarangan ini disajikan menggunakan piring dengan alas daun pisang. Sekilas bentuknya seperti gudeg basah. Di dalam nasi semarangan isinya adalah cacahan sayur papaya, tahu bacem, telur bacem, suwiran ayam, nasi uduk, dan kerupuk. 
Menu andalan Nasi Ayam Mak Semarangan
Menu andalan Nasi Ayam Mak Semarangan
Bagi lidahku yang kurang begitu suka dengan nasi uduk, tentu menjadi sedikit masalah. Namun, secara umum menu ini menarik disantap. Selain itu, menurutku rasa Nasi Ayam Semarangan ini cenderung manis dan sedikit asin. 

Selain menu di atas, Resto Mak Semarangan ini mempunyai menu yang lainnya. Kalian bisa mencoba memesan menu-menu yang tertera. Saya tidak hanya menyantap Nasi Ayam Mak Semarangan saja, sempat juga di sini mencicipi Garang Asem. 

Bagi kalian yang berada di Pogung dan sekitarnya, tidak ada salahnya mencoba santap malam ataupun makan siang di tempat ini. Menurut saya, menu yang disajikan cukup sesuai dengan lidah orang Jawa dan sekitarnya.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. banyak yg ga tau kalau ada kedai kopi, padahal dari nama tempatnya udah ada coffee ya, kemungkinan yg paling menonjol atau familiar adalah restonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas.
      Karena tahunya orang hanya sekadar resto saja.

      Hapus