Ticker

6/recent/ticker-posts

Seduhan Kopi Bubuk Digulis Pontianak

Kopi hitam Bubuk Digulis Pontianak
Kopi hitam Bubuk Digulis Pontianak

Air sudah mendidih, saya langsung menuangkan pada gelas yang sudah siap. Bubuk kopi tercampur gula menyatu. Saya mendiamkan beberapa saat, lantas mengaduknya dengan pelan. Kali ini, bubuk kopi yang saya seduh merupakan bingkisan dari sejawat Kalimantan. Namanya kopi bubuk Digulis Pontianak.

Selama beberapa bulan ini, stok kopi bubuk saya terpenuhi. Masih ada bingkisan kopi bubuk dari tempat lain. Kebiasaan saya menyeduh kopi bubuk dengan sedikit tambahan gula ala anak kos tetap terjaga. Meski sekarang menggunakan gula, saya berusaha untuk membatasi penggunaannya. Penyajian pun ala kopi tubruk.

Secara kemasan, kopi bubuk Digulis Pontianak cukup sederhana. Hanya plastik transparan seperti kopi bubuk yang biasa dijual di berbagai tempat. Lambang sketsa pulau Kalimantan berdampingan dengan tugu Khatulistiwa, corak motif berwarna hijau toska.

Melihat pembuatnya, kopi bubuk Digulis Pontianak diproduksi oleh Roasterium Pontianak – Kalimantan Barat. Kemasan ini seberat 200 gram. Adapun jenis kopi yang digunakan adalah biji kopi robusta. Melihat kemasannya, kopi-kopi seperti ini memang disiapkan sebagai oleh-oleh. 

Menariknya, pada kemasan kopi tersebut terdapat slogan “Pontianak Punye Cerite”. Sebuah slogan yang menurut saya menarik. Bisa jadi tujuan slogan ini mendefinisikan bahwa secangkir kopi bubuk Digulis Pontianak menjadi teman bercerita, khususnya tentang Pontianak. 

Sebungkus Bubuk Kopi Digulis Pontianak
Sebungkus Bubuk Kopi Digulis Pontianak

Terlepas dari itu semua, saya senang hadirnya kopi-kopi bungkus seperti ini. Karena bisa menjadi oleh-oleh bagi para pelancong yang plesiran di Pontianak dan sekitarnya. Tentu saja, kopi bubuk seperti ini harganya lebih terjangkau serta cocok untuk oleh-oleh orang rumah.

Seduhan kopi di gelas sudah jadi. Terlihat tidak ada ampas yang mengambang. Tipikal bubuk kopi seperti ini cocok bagi saya. Terkadang, jika jenis kopi yang ampasnya mengambang, saya biasanya merebus air berbarengan dengan bubuk kopi agar lebih pas.

Aroma kopi tidak begitu mencolok, saya menyeduh kala masih panas. Rasa kopi ini cenderung ringan, tidak terlalu tebal untuk takaran gelas kopi kecil. Sementara takaran yang saya gunakan dua sendok kecil untuk kopi, dan setengah sendok untuk gula. Jika saya ingin rasanya agak lebih tebal, mungkin takaran kopi saya lebihkan sedikit.

Sensasi seduhan kopi bubuk Digulis Pontianak ini ada rasa pahit di awal, namun bagian akhir seduhan muncul manisnya. Sekilas, ada sedikit sensasi rasa jagung. Bisa jadi pada saat proses sangria biji kopi ada tambahan sedikit jagung sebagai campuran.

Warna seduhan kopi bubuk Digulis Pontianak tidak hitam pekat, agak sedikit bening. Sehingga rasa kopinya lebih ringan. Tekstur seperti ini menurut saya cocok untuk diseduh setiap saat dengan tambahan kudapan seperti kacang rebus ataupun biskuit.

Waktu masih pagi, waktunya menikmati seduhan kopi bubuk Digulis Pontianak bingkisan dari sejawat. Siapa tahu di masa mendatang makin banyak bingkisan kopi dari penjuru nusantara yang bisa saya sesap. Tentu saja saya bagikan dalam tulisan sederhana. 


Posting Komentar

0 Komentar