Ticker

6/recent/ticker-posts

Resensi Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami


Novel Bilangan Fu karya Ayu Utami


Judul: Bilangan Fu 

Penulis: Ayu Utami 

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia 

No ISBN: 978-602-424-397-5 

Tahun Terbit: Cetakan Kedua 2018 

Genre: Sosial Budaya 

Sewugunung menjadi tempat yang misteri bagi Yuda. Biasanya dia bersama rombongannya hanya fokus untuk mendaki tebing, mengebor, lalu menaklukkan hingga puncak. Mereka menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi menuntaskan hobi bersama. 

Di lain itu, Yuda tak acuh dengan kondisi sekitarnya. Bagaimana kehidupan perkampungan yang masih penuh kultur budaya kental. Yuda pada akhirnya berbaur dengan masyarakat karena akrab dengan salah satu pemuda bernama Parang Jati. 

Kebiasaan Yuda bersama rombongan mengebor tiap tebing dikritik Parang Jati. Parang Jati sendiri mengatakan bahwa pendaki itu harus melakukan pendakian dengan bersih. Tidak merusak dinding dengan bor. 

Berbagai cerita mistis beraroma takhayul dituturkan Parang Jati. Yuda menganggap hanya sebagai angin lalu. Hingga pada suatu ketika misteri datang. Bagaimana jenazah yang dikuburkan hilang secara misteri. 

Yuda maupun Parang Jati mulai dalam babak baru. Hilangnya mayat tersebut dikait-kaitkan dengan adanya aliran sesat. Atau karena budaya yang menurut agama itu tidak benar. Sementara di sisi yang lain, ada keinginan dalam merengkuh kekuasaan kawasan Sewugunung. 

Menjadi hal yang baru bagi Yuda; orang yang hanya percaya kehidupan secara urban, lalu berhadapan langsung dengan spiritual lokal serta dogmatis. Bagaimana Yuda maupun Parang Jati tetap gigih dengan kawasan Sewugunung? Siapakah orang-orang di balik hilangnya mayat secara misterius? 

“Tapi pemanjat sejati harus berdialog dengan tebingnya. Sebab, yang ia ingin taklukkan tak lain adalah tebing itu sendiri. Pemanjat sejati baru berhasil memanjat jika ia tidak merusak tebingnya. Jika ia merusak tebing, apa bedanya ia dengan begundal? – halaman 83” 

“betapa mudah untuk menggiring segerombolan orang melakukan kejahatan tertentu. Asalkan, segerombolan itu telah memiliki dendam kesumat di dalam dirinya. Ya, kesumat. Tinggal pandai-pandai kita menyumatnya – halaman 253” 

“Tebing kita adalah kitab suci. Bacalah. Ia akan menampakkan padamu lapisan-lapisan kesadaran dan wahyu. Setiap lapisan kesadaran memiliki bahasanya sendiri – 398” 

***** 
Membaca buku Bilangan Fu kala pagi
Membaca buku Bilangan Fu kala pagi

Setiap tempat mempunyai cerita legenda dan mitos secara beriringan. Pun dengan perbukitan yang bernama Watugunung. Perbukitan karst ini menyita banyak orang, penuh sejarah yang harus diteliti, sehingga kultur masyarakatnya harus tetap dilestarikan agar menjaga alam. 

Sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa Watugunung adalah tempat keramat dan harus disakralkan. Di sudut yang lain, ada yang menginginkan potensi karts di Watugunung bisa mendulang pundi-pundi harta. Eksploitasi secara berlebihan membuat kawasan ini rentan untuk rusak. Sehingga kehidupan masyarakatnya pun berada di ujung tanduk. 

Buku ini bercerita tentang polemik di daerah perbukitan karst. Satu pihak ingin tetap kawasan tersebut sebagai warisan budaya agar dapat diteliti lebih dalam. Satu lagi ingin mengeruk habis-habisan sumber daya alamnya. 

Kehidupan masyarakat di sini kental dengan tradisi yang sudah turun menurun. Mereka mempercayai adanya ruh atau kekuatan yang kasat mata. Dengan adanya kepercayaan tersebut, mereka tetap bisa menjaga kawasannya dengan baik. 

Ayu Utami menjabarkan dengan rinci. Kombinasi antara deskripsi tokoh dengan alur cerita sangat rinci. Sisipan kebudayaan Jawa kental. Sehingga, secara tidak langsung, kita paham makna sosok pewayangan, dan wataknya. 

Novel ini membuat kita makin teraduk-aduk dalam khayalan tinggi. Bagaimana ceritanya mengantarkan kita untuk mempelajari sesuatu hal yang misteri sejak awal. Lalu, kliping informasi berita di surat kabar bisa menjadi satu serpihan yang disisipkan dengan baik dalam cerita. 

Bagi orang yang suka dengan tulisan sastra dan mendalami sosial budaya daerah tertentu. Novel Bilangan Fu bisa menjadi bacaan yang menarik. Buku yang menurut saya pribadi sangat unik dan patut untuk dibaca.

Posting Komentar

0 Komentar