Ticker

6/recent/ticker-posts

Secangkir Senncoin Gayo Honey di Kafe Mainmain Jogja

Kopi dan Gorengan di Kafe Mainmain Jogja
Kopi dan Gorengan di Kafe Mainmain Jogja

Sejak saya membeli Gopro bekas, sudah ada beberapa kegiatan yang ingin saya lakukan. Salah satunya adalah bersepeda menuju kedai kopi. Lalu membuat kontennya. Kebiasaan ini mulai saya lakukan semasa pandemi, hanya saja waktu itu menggunakan kamera mirroless. 

Di daftar kunjungan, salah satu kedai yang ingin saya kunjungi adalah Kafe Mainmain. Kedai baru ini dibuat oleh Pak Edi. Sebelumnya, beliau sudah membuat kedai kopi Basabasi di beberapa titik. Entahlah, seingat saya, ada di Condongcatur, Nologaten, Sorowajan, Timoho, atau di sekitaran UAD. 

Berlokasi di jalan Sukun, Jaranan, Banguntapan. Kedai kopi ini tempatnya berada di petakan sawah. Di depannya, ada kedai kopi susu yang lokasinya lebih luas. Sore ini, saya sengaja berkunjung menggunakan sepeda. Sebelumnya, saya sengaja memutari Demangan agar perjalanan agak jauhg. 

Sepeda melintasi jalan kecil di sisi rel. Jalur ini menjadi jalan pintas para mahasiswa kala ingin mengopi di Blandongan, Basabasi, Kebun Laras dan sekitarnya. Sedari dulu, kawasan Sorowajan Baru identik dengan warung kopi ala Jawa Timuran. 

Sesekali saya melihat peta digital di gawai. Melintasi jalan Sorowajan Baru, saya mengambil arah ke Pura. Jalur ini pula yang dulu di tahun 2010 pernah saya tapaki jalan kaki dari Masjid Alhijrah menuju Janti tengah malam bersama empat kawan kala ingin naik bus ke Semarang lewat Kartosuro. 

Bersepeda ke Kafe MainMain
Bersepeda ke Kafe MainMain

Suasana petakan sawah tersaji, di sisi kiri jalan tampak bangunan baru dengan huruf-huruf besar kombinasi putih dan merah. Kafe Mainmain sudah di depan. Sepeda saya parkirkan menjadi satu dengan kendaraan bermesin, kerikil-kerikil kecil terasa di telapak kaki. 

Area halaman luas, sehingga orang yang ingin datang menggunakan mobil pun bisa dengan santai parkir. Konsep kedai kopi Mainmain mengingatkan saya Geblek Pari Nanggulan. Tempat ini memanjang, mengikuti petakan sawah di tiap sisinya. 

Lantunan lagu irama lagu dari Bali terasa. Musik ini malah membuat saya melanglang ingatan ke Hotel Puri Artha Demangan. Musik yang sama tersaji. Angin sepoi sore menerpa halus, membuat suasana makin syahdu. Terlebih, kedai kopi ini terbuka. Sehingga angin dengan santai menerobos tanpa ada aral. 

Bangunan sepenuhnya menggunakan kayu. Ruangan pun terbuka, sehingga para pengunjung bisa menikmati suasana ala desa. Saya melangkah ke arah meja pelayan, melihat daftar menu minuman serta kudapan yang tersedia. 

Daftar makanannya cukup beragam. Saya melihat ada banyak menu yang tersedia. Sehingga tak perlu bingung jika ke sini belum makan. Pun dengan berbagai cemilan yang disajikan. Harganya cukup masuk di kantung para mahasiswa. 

Daftar menu dan harga di Kafe Mainmain Jogja
Daftar menu dan harga di Kafe Mainmain Jogja

Minuman kopi dibanderol dengan kisaran harga 6000 rupiah hingga 10.000 rupiah. Untuk minuman jus antara 14.000 rupiah. Di sini yang paling direkomendasikan atau menjadi minuman kopi premium adalah Senncoin Gayo Honey. Harganya pun 18.000 rupiah. 

Ada yang pernah membaca buku Pak Edi yang berjudul ‘Balada Cito Citi’? Pada cerita tersebut beliau sering menyebut nama Senncoin Gayo Honey sebagai kopi yang diseruput. Tentu saya penasaran dengan cita rasa kopi ini, terlebih disajikan dalam bentuk tubruk. 

Saya melihat daftar panjang minuman serta makanan. Tujuan awal ke sini hanya untuk menyesap kopi sembari menikmati waktu santai. Di kala sore seperti ini, pisang goreng menjadi pilihan yang tepat ditemani secangkir kopi. 

“Senncoin Gayo Honey ini andalannya, mas,” Pramusaji di sini meyakinkan. 

Tanpa berlama-lama, dia langsung membuka stoples besar yang di bawah. Satu kemasan besar Senncoin Gayo Honey dipamerkan. Aroma kopi menusuk hidung, saya tentu makin bersemangat menikmatinya. Benar-benar pandai meyakinkan pramusajinya. 

“Oke. Senncoin Gayo Honey dan pisang goreng,” Jawabku mantap. 

Kopi Senncoin Gayo Honey menjadi andalannya
Kopi Senncoin Gayo Honey menjadi andalannya

Selepas membayar, saya meminta izin untuk mengambil video vlog. Mumpung belum ramai, saya cukup leluasa mengambil rekaman. Mulai dari depan, hingga belakang. Sesekali melihat keseruang para pengunjung yang menyesap kopi hitam. 

Bagian belakang masih terus dibangun. Sepertinya kedai kopi ini bakal jauh lebih panjang. Musola sudah ada, pun dengan kamar mandi. Suasana di sini memang menyenangkan. Terlebih di bagian belakang. Berjejer meja bulat yang ada payungnya dilengkapi empat kursi. 

Tak hanya itu, di sisi samping jejeran meja payung pun terdapat berderet-deret meja dilengkap empat kursi. Bagi yang ingin datang bersama kolega ataupun bersama pasangan. Menurut saya, tempat yang menyenangkan itu duduk di belakang. Apalagi kala senja. 

Suasana Kafe Mainmain yang menyenangkan
Suasana Kafe Mainmain yang menyenangkan

Pesanan kopi sudah datang, selang sebentar pun pisang goreng dihidangkan. Kombinasi yang tepat, pisang masih panas serta kopi tak kalah panas. Sediki demi sedikit sesapan kopi menyentuh lidah, rasanya pas di lidah. Menyenangkan sekali. 

Pisang gorengnya pun sama. Satu porsi berisi empat pisang yang lumayan besar. Melahap seporsi pisang goreng sendirian tentu mengenyangkan perut. Sesekali saya juga menyempatkan mengambil rekaman sambil menaruh kamera di meja. 

Menyesap kopi dan menikmati gorengan kala sore hari
Menyesap kopi dan menikmati gorengan kala sore hari

Kafe Mainmain baru buka di awal Juli, tapi sudah mulai ramai dikunjungi para pecinta kopi. Bagi saya prinadi, kedai kopi ini layak dikunjungi bagi kalian yang sedang di Jogja. Setidaknya kalian di sini bisa menepi sambil beraktivitas seperti biasanya. 

Menilik dari informasinya, Kafe Mainmain buka mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB. Kalau ingin datang, saya merekomendasikan ke sini pada saat menjelang sore. Suasananya asyik. Waktu berjalan cepat, pisang dan kopi sudah tandas. Ini artinya saya harus pulang. *Kafe Mainmain; 14 Juli 2020.

Posting Komentar

0 Komentar