Cinderamata Spesial itu Produk Aloe-ku dan Lovera |
Beberapa waktu yang lalu, saya bertugas memotret pengukuhan Guru Besar FK-KMK UGM, beliau adalah Prof. Yanri. Seperti biasa, saya memotret di salah satu ruangan transit, lantas berbaur dengan tim universitas di Balairung UGM.
Pidato pengukuhan beliau bercerita tentang HIV dan Tuberkulosis. Aku mengikuti hingga tuntas. Salah satu yang beliau ucapkan di akhir pidato terkait cinderamata. Beliau mengatakan bahwa cinderamata tersebut sangat special bagi beliau.
Saya tertarik mengetahui apa cinderamata tersebut. Beruntungnya, saya mendapatkan jatah satu cinderamata dari panitia. Sekilas, cinderamata ini sekadar produk sabun biasa, sebelum saya membaca secarik kerta pada cinderamata tersebut.
Salah satu produk di cinderamata beliau adalah sebuah sabun buatan sendiri dengan jenama Lovera. Menariknya, pada kemasan bertuliskan Lovera – Embraching Humanities. Bahkan terdapat akun Instagramnya di @Lovera_jogja.
Lovera merupakan akronim dari Love aloe vera, sebuah sabun buatan sendiri yang berbahan alami utama aloe vera dan olive oil dengan tujuan untuk memberikan nutrisi sehat, keindahan, dan kelembaban pada semua jenis kulit.
Sabun buatan mandiir ini special karena Lovera merupakan hasil kolaborasi pemberdayaan dari komunitas yang terkait HIV, dan dijadikan simbol gerakan kemanusiaan serta anti stigma maupun diskriminasi terhadap kaum marjinal.
Secara garis besar, Lovera soap bar adalah produk sabun yang dihasilkan melalui kolaborasi pemberdayaan komunitas terdampak HIV. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan dukungan ekonomi dan sosial bagi individu yang hidup dengan HIV.
Membantu mereka memperoleh keterampilan dan pendapatan melalui produksi sabun. Dengan membeli produk ini, konsumen tidak hanya mendapatkan sabun berkualitas tetapi juga berkontribusi langsung pada upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup komunitas terdampak HIV.
Menurut informasi yang ada pada secarik kertas, sabun buatan ini dihasilkan oleh komunitas Vesta, Kebaya, dan Menoreh Plus. Inovasi produk sabun buatan mandiri ini tidak lepas dari dukungan dana hibah pengabdian masyarakat FK-KMK UGM.
Cinderamata yang kedua adalah produk Aloe-Ku, sebuah produk perawatan kulit dan rambut yang lokasinya di Kulonprogo. Aloe-Ku sendiri produk milik Prof. Yanri. Aloe-Ku memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan utama.
Produk ini menawarkan solusi alami untuk perawatan kecantikan, termasuk soothing gel yang mengandung ekstrak lidah buaya dan gliserin, yang berfungsi membantu memulihkan luka, menurunkan suhu kulit, serta menutrisi dan merawat kulit.
Bingkisan cinderamata pengukuhan Guru Besar Prof. Yanri ini memang menarik dan menginspirasi. Beliau mengenalkan produk buatan komunitas maupun produknya sendiri. Semoga makin banyak produk-produk lokal seperti ini yang muncul, sehingga UMKM Indonesia bisa maju dan meningkat pesat.
Pidato pengukuhan beliau bercerita tentang HIV dan Tuberkulosis. Aku mengikuti hingga tuntas. Salah satu yang beliau ucapkan di akhir pidato terkait cinderamata. Beliau mengatakan bahwa cinderamata tersebut sangat special bagi beliau.
Saya tertarik mengetahui apa cinderamata tersebut. Beruntungnya, saya mendapatkan jatah satu cinderamata dari panitia. Sekilas, cinderamata ini sekadar produk sabun biasa, sebelum saya membaca secarik kerta pada cinderamata tersebut.
Salah satu produk di cinderamata beliau adalah sebuah sabun buatan sendiri dengan jenama Lovera. Menariknya, pada kemasan bertuliskan Lovera – Embraching Humanities. Bahkan terdapat akun Instagramnya di @Lovera_jogja.
Lovera merupakan akronim dari Love aloe vera, sebuah sabun buatan sendiri yang berbahan alami utama aloe vera dan olive oil dengan tujuan untuk memberikan nutrisi sehat, keindahan, dan kelembaban pada semua jenis kulit.
Sabun buatan mandiir ini special karena Lovera merupakan hasil kolaborasi pemberdayaan dari komunitas yang terkait HIV, dan dijadikan simbol gerakan kemanusiaan serta anti stigma maupun diskriminasi terhadap kaum marjinal.
Secara garis besar, Lovera soap bar adalah produk sabun yang dihasilkan melalui kolaborasi pemberdayaan komunitas terdampak HIV. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan dukungan ekonomi dan sosial bagi individu yang hidup dengan HIV.
Membantu mereka memperoleh keterampilan dan pendapatan melalui produksi sabun. Dengan membeli produk ini, konsumen tidak hanya mendapatkan sabun berkualitas tetapi juga berkontribusi langsung pada upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup komunitas terdampak HIV.
Menurut informasi yang ada pada secarik kertas, sabun buatan ini dihasilkan oleh komunitas Vesta, Kebaya, dan Menoreh Plus. Inovasi produk sabun buatan mandiri ini tidak lepas dari dukungan dana hibah pengabdian masyarakat FK-KMK UGM.
Cinderamata yang kedua adalah produk Aloe-Ku, sebuah produk perawatan kulit dan rambut yang lokasinya di Kulonprogo. Aloe-Ku sendiri produk milik Prof. Yanri. Aloe-Ku memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan utama.
Produk ini menawarkan solusi alami untuk perawatan kecantikan, termasuk soothing gel yang mengandung ekstrak lidah buaya dan gliserin, yang berfungsi membantu memulihkan luka, menurunkan suhu kulit, serta menutrisi dan merawat kulit.
Bingkisan cinderamata pengukuhan Guru Besar Prof. Yanri ini memang menarik dan menginspirasi. Beliau mengenalkan produk buatan komunitas maupun produknya sendiri. Semoga makin banyak produk-produk lokal seperti ini yang muncul, sehingga UMKM Indonesia bisa maju dan meningkat pesat.
0 Komentar