Ticker

6/recent/ticker-posts

Kembali Menyesap Kopi Bubuk Rangkiang Kaum

Kopi Bubuk Rangkiang Kaum
Kopi Bubuk Rangkiang Kaum

Selama aktvitas kerja masih dibagi WFH & WFO, saya sudah jarang menyesap kopi di kedai. Sebagai gantinya, saya membeli kopi bubuk dan menyeduhnya di kosan. Itupun masih menggunakan gula dengan terbatas.

Jauh sebelumnya, menyeduh kopi di kosan menjadi rutinitas saya kala masih kuliah. Berbagi segelas kopi bersama kawan-kawan kos. Sekarang berubah, satu gelas kopi menjadi milik sendiri, pandemi menjadi momok bersama.

Tahun 2015, saya pernah ditawari seorang mahasiswa magister di UGM. Beliau pulang dari Dharmasraya, Sumatera Barat. Pada bungkusan besar adalah kopi bubuk kemasan bertuliskan Rangkiang Kaum – Batusangkar. Saya mendapatkan buah tangan sebungkus kopi bubuk tersebut.

Saya sendiri awalnya biasa saja dengan kopi. Setiap bertamu, lebih sering meminta dibuatkan teh manis daripada kopi. Hanya saja, setelah menyesap kopi ini dan makin banyak kedai kopi di Jogja, lambat laun saya meninggalkan teh untuk sementara waktu.

Kopi bubuk Rangkiang Kaum menjadi salah satu yang saya sukai. Bahkan, ketika tahun 2018 saya bertandang ke Padang, mengunjungi destinasi seperti Museum Adityawarman dan barisan pantai di sana. Pulang ke Jogja pun saya membawa kopi bubuk bergambar rumah gadang tersebut.

Kini, di awal tahun 2021, stok kopi lelet saya sudah menipis. Kembali saya mencari berbagai informasi di lokapasar terkait bubuk kopi hitam. Lantas saya memutuskan membeli kopi bubuk Rangkiang Kaum Batusangkar.

Sesuai dengan kemasannya, kopi ini berasal dari Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar sendiri terbagi menjadi tiga kecamatan yakni Lima Kaum, Tanjung Emas, dan Sungai Tarab. Konon hasil kebun kopi di sini merupakan produk andalan masyarakatnya.

Bisa jadi kopi bubuk Rangkiang Kaum adalah hasil dari produk yang disebarkan untuk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat. Terlebih lokasi kabupaten ini tidak jauh dari Bukittinggi, terlebih ke Istana Rajo Basa Pagaruyung.

Jika ditelusuri lebih mendalam, keberadaan kopi sebagai hasil bumi melimpah menjadikan Batusangkar tempat yang ramai kedai kopi. Saya memang belum pernah ke sana, hanya berselancar di dunia maya dan melihat ada banyak kedai kopi yang tertandai.
Menyesap kopi bubuk Rangkiang Kaum
Menyesap kopi bubuk Rangkiang Kaum

Sebagai orang yang hanya menjadi pecinta kopi bubuk kemasan Rangkiang Kaum, melihat secara daring tempat itu membuat saya tertari untuk berkunjung di masa mendatang. Ingin mengetahui apakah mereka tahu jika kopi kemasannya ini sudah tersebari di Indonesia.

Biji kopi pada bubuk Rangkiang Kaum digiling halus, bisa menyatu dengan gula sebagai pemanis. Aroma harum dan rasa kopinya melekat. Sesuai dengan selera saya ketika membuat kopi dengan gula. Tak sepenuhnya larut menjadi manis.

Untuk sesaat saya menikmati segelas kopi Rangkiang Kaum, menghirupnya pelahan, lantas menyesapnya penuh seksama. Saya tetap menyukainya, walau terakhir menyesap di tahun 2018 sepulang dari kunjungan di sumatera.

Rangkiang Kaum adalah salah satu dari ratusan kopi yang mungkin dikemas oleh masyarakat Sumatera Barat. Saya percaya ada banyak merek lokal kopi di sana yang tak kalah nikmat, hanya saya saya yang kurang mendapat informasi tersebut.

Lamat-lamat, saya melihat lokapasar dan memeriksa kembali barang yang sudah terbeli, khususnya kopi bubuk. Tertera dua kemasan kopi Rangkiang Kaum dengan berat 250 gram pada daftarnya. Harganya pun terjangkau, pun sudah bebas ongkos kirim.

Saya bukan orang yang fanatik harus menyesap kopi menggunakan mesin atau harus mempunyai peralatas seduh filter. Bagi saya, menyesap kopi dengan cara apapun pasti nikmat, karena sejatinya suasana hati pun menyertai dalam kondisi kita menikmatinya.

Dari kopi kemasan Rangkiang Kaum, saya kembali gemar mencari kopi-kopi bubuk dari berbagai daerah untuk saya jajal. Adanya lokapasar yang menjual beragai produk kopi bubuk memudahkan saya. Terkadang, saya iseng tanya kawan, kopi bubuk daerahnya yang terkenal namanya apa, lalu saya cari untuk membelinya.

Selain untuk menjaga stok kopi bubuk di kosan, sejatinya saya membeli kopi juga berguna sebagai konten tulisan blog. Saya tidak tahu, mungkin ada orang yang tersesat mengunjungi blog ini, lalu membaca kopi yang saya beli, selanjutnya tertarik untuk membelinya. Siapa tahu, kan?

Posting Komentar

0 Komentar