Ticker

6/recent/ticker-posts

Review Buku Jam 9 Kita Bertemu Karya Puthut EA

Buku Jam 9 Kita Bertemu karya Puthut EA
Buku Jam 9 Kita Bertemu karya Puthut EA

Tengah malam, tepatnya pukul 23.50 WIB, akun twitter @mahasiswaYUJIEM mencuitkan informasi jika Mas Puthut EA ulang tahun. Sebagai bentuk perayaannya, ada koleksi buku elektronik yang dibagikan ke khalayak umum.

Saya bergegas meng-klik tautan yang disebarkan. Tautan tersebut mengarahkan pada websitenya Buku Mojok. Tertera keterangan mengisi nama lengkap dan alamat email untuk mendapatkan e-book. Selepas saya isi, email pun datang. Saya tinggal mengunduh file tersebut.

Waktu yang tepat, di kala gabut tengah malam tanpa ada tontonan sepakbola. Ditambah setiap hari hanya menyepi dalam kamar karena pandemi Covid-19. Adanya koleksi baru ini menjadi asupan bacaan yang menyenangkan.

*****

Judul: Jam 9 Kita Bertemu

Penulis: Puthut EA

Penerbit: Buku Mojok

Tahun Terbit: 2019

Jenis Koleksi: e-Book (PDF)

Genre: Fiksi, Drama


Alur Cerita Buku Jam 9 Kita Bertemu

Dituturkan penulis, buku Jam 9 Kita Bertemu adalah sebuah kisah cinta segitiga. Diceritakan dengan konsep alur cerita di benak serta cerita di panggung. Semua dikolaborasikan dengan baik dan menyenangkan.

Tiga tokoh yang berperan di sini adalah Lisa, Kenes, dan Doni. Setiap tokoh mempunyai kerumitan permasalahan yang mirip. Semuanya berputar membuat cerita masing-masing dan saling berkaitan. Sehingga jauh lebih rumit.

Cinta dan perselingkuhan menjadi alur yang menarik. Meski hanya berbentuk cerita sepotong-potong yang lebih mirip panggung drama di sebuah pementasan. Tetap saja mempunyai daya tarik dengan segala ceritanya. Satu dan yang lainnya saling menutupi, tidak ingin menampakkan hubungan tersebut.

Obrolan panggung pun terasa. Di sini, orang yang berbincang secara lantang maupun berbicara dalam benak mendapat sorotan. Layaknya perbincangan dua orang dengan menyebutkan nama orang tersebut dan diteruskan dengan kalimat yang dibicarakan.

Kombinasi obrolan langsung dan uraian panjang menyatu. Membuat kita seperti dalam sebuah pementasan, dan kita adalah salah satu aktor yang sedang berpentas. Berikut dua kalimat yang saya kutip dari buku Jam 9 Kita Bertemu.

“Peristiwa adalah permainan layang-layang. Masa sekarang adalah benang yang kita permainkan, dan masa lalu adalah layang-layang. Masa lalu digerakkan untuk tujuan-tujuan tertentu – Halaman 31”

Apa benar rasa sayang itu berhimpit dengan pikiran bebal? Banyak orang bilang kalau aku itu cerdas. Tapi kenapa untuk soal seperti ini selalu nalarku tidak jalan? Benarkah cinta bukan di jalur nalar? – Halaman 76”

*****
Membaca e-book Jam 9 Kita Bertemu
Membaca e-book Jam 9 Kita Bertemu

Pendapat Saya tentang Buku Jam 9 Kita Bertemu

Saya sering membaca buku terbitan Mojok. Dulu membeli karena memang ada promo pembelian buku murah secara paketan. Hampir setiap tahun saya pasti membeli buku terbitan Mojok, meski kadang satu buku saja.

Buku karya Puthut EA yang berjudul Jam 9 Kita Bertemu semacam panggung drama. Ini sudah saya sebutkan di bagian atas. Hal ini karena percakapannya memang seperti orang sedang melakukan pementasan.

Kalimat langsung lebih banyak daripada tulisan pasif yang panjang. Tidak perlu banyak deskrispi tentang lokasi ataupun aktivitas pemerannya. Sesekali saja menerangkan duduk di sofa ataupun tidur. Itupun di sofa yang sama.

Tiap sesi terdapat keterangan kata “panggung” disertai urutan ke berapa panggung tersebut. Obrolan hanya melibatkan tiga orang, di awal buku sudah diterangkan ketiga sosok pemeran dalam cerita.

Pun dengan isi cerita, keseluruhan bercerita tentang rahasia, perselingkuhan, dan pertemuan. Layaknya judul buku. Berbagai cerita ketiga orang tersebut dalam menghadapi urusan hati. Bergelut antara harapan dan kenyataan.

Buku ini memang tepat dibagikan dalam bentuk elektronik. Setiap halaman tidak penuh tulisan panjang yang terdapat beberapa alenia. Cerita panjang ataupun yang lainnya. Di sini, tiap lembar berisi obrolan langsung dengan awalan nama tokoh.

Tata letak tiap lembar tidak meletihkan mata saat membacanya. Secara visual, buku ini memang nyaman dibaca dalam bentuk file elektronik. Pun dengan akhir ceritanya. Saya sempat berpikiran beda, imajinasi saya sudah membentuk konflik sendiri. Tapi di sini beda.

Buku Jam 9 Kita Bertemu bagi saya sebuah cerita pendek yang digambarkan dalam sebuah panggung drama. Mereka ingin menyampaikan bagaimana orang-orang kala mempunyai kisah cinta yang lain harus disembunyikan, padahal dalam hati ingin membuncah.

Pada akhirnya, terima kasih Mas Puthut EA dan Buku Mojok yang sudah membagikan e-book ini. Bagi yang ingin mengakses, bisa mengunjungi tautan di sini. Ingat ini buku dikasih gratis filenya. Jangan terus disalahgunakan dengan mencetak serta menjual dalam bentuk apapun

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Ku langsung unduh e-booknya :) terima kasih ya.
    Ku belum pernah baca buku Mas Puthut EA, dan baca buku 9 Jam itu, terkesan dengan gaya bercerita dan menulisnya yang apik.
    Jadi pengen beli buku Mas Puthut yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih mak injul yang sudah berkunjung. Ini saya dapat bacaan lagi dari twitter, sepertinya di masa pandemi asupan bacaan makin banyak.

      Hapus