Ticker

6/recent/ticker-posts

Resensi Novel Sunyi Adalah Minuman Keras Karya Sapardi Djoko Damono

Novel Sunyi Adalah Minuman Keras Karya Sapardi Djoko Damono
Novel Sunyi Adalah Minuman Keras Karya Sapardi Djoko Damono

Judul: Sunyi Adalah Minuman Keras

Penulis: Sapardi Djoko Damono

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

No ISBN: 978-602-06-54997

Tahun Terbit: Juni 2021

Genre: Fiksi, Romantis

Rara, perempuan yang memutuskan diri hidup sendiri belum terpikirkan untuk menikah mempunyai berbagai cerita pengalaman hidup. Kesibukannya sebagai penulis hingga ke berbagai kota terkait promosi karyanya membuatnya makin sibuk.

Kehidupannya seperti sudah terjadwal tanpa sedikitpun melenceng. Rutinitas monoton, mengerjakan berbagai tugas hingga menggapai para penggemarnya melalui media sosial. Media sosial menjadikan Rara terkenal.

Media sosial tak bisa terpisahkan dari kehidupan Rara. Menggeluti media sosial demi pamor makin melejit membuatnya sibuk berkarya. Mengunggah tiap kegiatan pada waktu-waktu tertentu, dan membuatnya makin larut dengan berbagai aplikasi.

Terlalu menyibukkan diri di media sosial membuat Rara merasa hidupnya sendiri. Dia tidak punya teman untuk curhat, berbagi cerita secara langsung. Dia pun mencurahkan semuanya pada postingan dengan tujuan pesan tersirat.

Secara tidak sengaja, Rara mendapatkan sosok teman yang bisa diajak berkomunikasi secara virtual. Teman di dunia maya seperti tahu dengan kondisi Rara. Mereka berkomunikasi dan seperti sangat akrab. Hingga suatu ketika menghilang.

Bagaimana kelanjutan Rara? Siapakah sosok yang menjadi teman dunia maya tersebut? Bagaimana teman virtual tersebut bisa membuat Rara merasa sangat akrab? Ada banyak cerita yang dijabarkan pada novel Sunyi adalah minuman keras.

“Itu penjara bagimu agar kau merasa benar-benar pernah menjadi pusat pelototan jutaan pengikut dan pengagummu yang tidak mungkin didetaksi siapanya – halaman 13”

“Jangan ke mari, kalian bukan bagian dari kehidupan di sini. Menyingkirlah cepat-cepat dan pulanglah ke masa depan – halaman 30”

“Bisakah kita merindukan dan mencintai orang hanya lewat dunia maya? – halaman 68”

*****
Membaca Novel Sapari Djoko Damono
Membaca Novel Sapari Djoko Damono

Cerita tentang jiwa, merasa riuh atau malah sepi dan sunyi?

Terima kasih Sapardi, karyamu abadi. Jauh sebelum saya mengulas novel “Sunyi adalah minuman keras”, mari kita haturkan doa kepada beliau yang sudah tenang di Surga. Karya-karyanya tetap hidup sampai dunia ini berakhir.

Novel terakhir sapardi ini konon tak terselesaikan dan ditulis hingga bulan Maret 2020. Sebuah karta yang menceritakan bagaimana kesibukan dunia dengan segala keriuhannya. Sebuah kehidupan yang riuh sekaligus merasa sepi.

Pada novel ini, saya mengambil simpulan sendiri penekanannya pada kehidupan sunyi dan sepi. Bagaimana kehidupan sekarang penuh ramai di dunia nyata dan maya, sekalius menjadi senyap oleh jiwa-jiwa tertentu.

Cerita demi cerita saling berkaitan, pada akhirnya bermuara kepada diri kita sendiri. Siapa kita, apakah kita bisa kembali ke tempat semula, atau merangkai berbagai kisah mendatang di tempat yang baru. Terpisahkan atau mengambil keputusan untuk menjalani dengan cara masing-masing.

Meski tipis, novel ini sangat mendalam. Bahasanya unik, seperti membaca sebuah cerita pada media sosial dengan cara yang menyenangkan. Kita larut di dalamnya, dan merasakan jiwa-jiwa ini adalah bagian dari cerita tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar