Ticker

6/recent/ticker-posts

Resensi Novel Petir Karya Dee Lestari

Novel Supernova - Petir karya Dee Lestari
Novel Supernova - Petir karya Dee Lestari



Judul: Petir

Penulis: Dee Lestari

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun Terbit: Cetakan Kedelapan, 2016

No ISBN: 978-602-8811-736

Genre: Fiksi

Dimas dan Reuben merasa tidak ada perkembangan setelah karyanya rampung dua tahun silam. Kini mereka terasa tanpa gairah untuk berinovasi. Kekalutan mereka pada akhirnya mendapatkan titik terang dari sebuah surel permintaan bantuan.

Di sisi lain, gadis kecil bernama Elektra mengalami hal yang tidak biasa. Dia begitu menyukai hujan, terlebih kala ada petir menyambar. Hingga pada akhirnya, secara tidak sengaja, dia nyaris tersambar petir yang menyasar pepohonan di dekatnya.

Lambat laun, Elektra kecil beranjak dewasa. Ditinggal sebatangkara. Kakaknya sudah ikut dengan suaminya di Tembagapura, dan dia masih terus bergelut dengan pekerjaan yang tepat. Elektra berusaha menguras pikiran dan energi untuk bekerja agar tidak terpengaruh bujuk kakaknya.

Hingga suatu ketika, dia berkenalan dengan Bu Sati. Perubahan dalam hidupnya sedikit demi sedikit membaik. Ditambah dengan rekan sejawatnya Toni yang merupakan orang kreatif dalam enterpreneur. Secara pasti, bisnis kombinasi mereka berjalan dengan mulus dan melejit.

Pertemuan dengan Bu Sati sebenarnya menyibak banyak misteri yang Elektra pertanyakan sedari dulu tentang dirinya. Ada, sesuatu hal yang menurutnya tidak wajar, dan secara pasti Bu Sati paham itu sebelum Elektra mengutarakannya.

Elektra makin dikenal, kali ini bukan karena bisnisnya yang berkembang pesat dengan Toni alis Mpret. Tapi karena hal yang lain. Elektra tak hanya dikenal sebagai perempuan berkarir sukses, melainkan menjadi seorang penyembuh.

Di masa-masa dia nyaman dengan segala rutinitas tiap harinya, Elektra dipertemukan dengan Bong. Di sini, Bong meminta Elektra untuk membantu penyembuhan lelaki yang bernama Bodhi. Tentu ini menjadi permintaan yang sulit dan membingungkan bagi Elektra.

“Kamu seperti permukaan bumi yang mengirimkan panas, energi, lalu alam merespon. Ia mencoba berkomunikasi. Memberi tanda. Tapi, tubuh kamu nggak disiapkan, ketidaktahuan kamu membuat jiwamu sendiri bingung – halaman 140”

“Memanfaatkan listrik untuk terapi badaniah bukan hal baru, berabad-abad manusia sudah melakukannya. Tapi, tubuh kamu mampu menyerap dan mengolah medan listrik di sekitarmu, lalu mengalirkannya tanpa alat bantu apa pun – halaman 187”

“Banyak hal yang nggak perlu kedengaran bunyinya, tapi kelihatan tindakannya, Etra. Sampai kiamat gua rasa Mret nggak bakal pernah kirim bunga atau surat cinta – halaman 258”

*****
Mengopi sambil baca buku
Mengopi sambil baca buku


Novel Petir menjadi lanjutan seri ketiga Supernova. Pada seri ini, Dee Lestari menambahkan tokoh baru dalam merangkai cerita-cerita yang tercecar sebelum menyatu. Elektra menjadi sosok sentral pada cerita di seri ini.

Diawali dengan KPB, lalu Akar, dan selanjutnya Petir. Ketiga aktor utama di seri yang berbeda mulai diurai dan tersambung pada seri ketiga. Penulis masih terus merangkai alur agar ketiga nantinya bisa menjadi jalan panjang yang saling bersinggungan.

Di novel Petir, kita diarahkan pada sosok Elektra, lalu bagaimana kita menjadi seorang enterpreneur yang bisa membaca situasi dan peluang dalam berbisnis. Pun dengan kelebihan Elektra yang mungkin tidak banyak orang miliki.

Bagiku, novel Petir ini alurnya berjalan pelan. Dibuka dengan sesuatu hal besar agar terpantik, lantas pada kelanjutanya tidak signifikan. Berjalan lambat, tentu bagi sebagian orang bakal merasa bosan. Kecuali mereka yang memang antusias sejak awal atau membaca seri Supernova secara berurutan.

Hingga menjelang akhir, kembali mencuat dengan rasa penasaran tinggi. Namun, lagi-lagi menurut saya berakhir dengan serba tanggung. Inilah gunanya novel berseri, pada akhirnya kita harus mengikuti alur dari penulis. Tapi memang harus begitu.

Karena setiap lonjakan melejit pada setiap alur, ketika terus naik bakal sampai puncak dan berakhir dengan klimaks. Di sini, kita dibawa untuk tidak klimaks, tapi tersekat pada alur yang belum tuntas dengan cara yang membuat orang makin penasaran.

Posting Komentar

0 Komentar