Menjelang petang, jalanan di kota Joga padat merayap. Saya sedikit gusar, berkali-kali melirik arloji yang melekat di tangan kiri. Meski sudah mengabari kawan jika datang terlambat. Tetap saja ada rasa kurang nyaman.
“Mau beli kamera, mas?” Pengemudi transportasi dari membuka percakapan.
“Tidak mas. Ada janji sama kawan di Gudang Kopi. Lokasinya satu tempat dengan Gudang Digital,” Jawabku.
Kulirik pengemudi mengangguk pelan. Untuk sesaat kembali kami saling diam. Mendekati Pasar Demangan, kendaraan semakin padat. Di depan sudah tampak tulisan besar Gudang Digital. Tatkala mobil sampai depan toko, bergegas saya turun sembari mengucapkan terima kasih.
Di kedai kopi sudah banyak kawan yang datang. Hari ini ada kegiatan food blogger di ruang kelas kedai kopi. Saya bergabung di sana dan menyapa sebagian kawan yang memang sudah kenal lama. Selain membahas food blogger, hari ini juga ada perkenalan menu dari Gudang Kopi.
Sebulan yang lalu, saya sempat mengulas kedai Gudang Kopi di blog utama. Di sana lebih menceritakan tentang kopi dan suasananya. Saya tidak sempat menulis menu yang lain di kedai kopi tersebut.
Beruntung hari ini ada pemaparan tentang sejarah berdirinya Gudang Kopi beserta pengenalan berbagai menu makanan yang bisa kita pesan saat berkunjung. Informasi ini menarik untuk ditulis, karena Pak Hary (pemilik Gudang Kopi) menceritakan dari awal berdiri kedai yang ada di daerah Pasar Demangan ini.
Pramusaji dan Pengunjung kedai Gudang Kopi |
*****
Hampir satu dekade yang lalu, Pak Hary sudah mempunyai ide untuk membangun kedai kopi. Namun, pada tahun 2010 beliau belum mempunyai banyak kolega yang bergerak di bidang perkopian. Niat ini tebersit karena beliau mempunyai Toko Gudang Digital.
Beliau melihat ada peluang yang menarik jika mengkombinasikan kedai kopi dengan toko Gudang Digital yang menjual berbagai alat fotografi. Tahun 2010 sebenarnya sudah ada toko kamera yang mempunyai kedai, namun tidak dikelola dengan maksimal.
Keinginan yang kuat ini akhirnya terealisasi pada tahun 2018. Jika tidak salah, pada bulan November 2018 beliau membuka kedai kopi tepat di lantai dua Gudang Digital. Tempat ini sempat dijadikan toko sementara sewaktu lantai satu sedang direnovasi.
Tujuan dibangun kedai kopi ini untuk tempat berkumpul berbagai komunitas. Pak Hary meyakini kedai kopi nantinya bisa mengundang berbagai pengunjung dari latar belakang yang beragam. Karena itu dibuatlah satu tempat khusus untuk kelas di kedai kopi.
Kelas ini multifungsi. Ketika ada agenda, ruangan yang bisa disekat ini menjadi ruang kelas. Tatkala sedang tidak ada acara, ruangan ini menjadi bagian dari kedai kopi. Di dalamnya sudah terdapat beberapa meja dan kursi lengkap dengan stop kontak.
Suasana di meja pengunjung kedai kopi |
“Saya berharap tempat ini (Gudang Kopi) bisa menjadi tempat berkumpul teman-teman. Tidak hanya fotografer, tapi bisa teman blogger seperti sekarang,” Terang Pak Hary sewaktu memperkenalkan Gudang Kopi.
*****
Sebagai salah satu pengunjung yang sering datang ke Gudang Kopi, saya sedikit hafal tempat-tempat favorit pengunjung. Bagi mereka yang suka merokok, tentu ruangan terbuka yang menghadap ke barat menjadi spot yang menyenangkan.
Saya sendiri lebih suka duduk di barisan meja depan kasir. Empat meja dijejer lengkap dengan kursi permanen dengan tambahan kursi-kursi kecil. Sementara bagi yang suka menyendiri, tempat yang menurut saya nyaman tentu ruang kelas.
Sebagai pendatang baru, kedai Gudang Kopi cukup mendapatkan banyak pengunjung. Salah satu pengunjung pastinya dari lingkaran fotografer ataupun pengunjung toko Gudang Digital. Namun, tidak sedikit pengunjung baru yang berdatangan.
Saya tertarik dengan figura yang terpasang di belakang kasir. Nyatanya yang terpasang adalah sertifikat penghargaan kepada barista Gudang Digital. Tertera salah satu barista Gudang Kopi adalah juara tiga Indonesia Barista 2019 Eastern Championships pada bulan Januari 2019 di Makasar, serta juara enam pada bulan Februari 2019 atas nama Arief Rahman.
Sertifikat barista di Gudang Kopi |
Bagi barista, penghargaan semacam ini menjadi pemantik untuk bisa lebih berkembang lagi. Selain itu pastinya menjadi sebuah kebanggaan pribadi serta kedai kopi tempat dia bekerja. Sekian bulan saya sering berkunjung, baru kali ini saya mengetahui informasi tersebut.
Di Jogja, akhir-akhir ini tiap kedai kopi mempunyai menu andalan masing-masing. Minuman yang sedang menjadi menu andalan tahun ini adalah Es Kopi Susu. Minuman ini menjadi pangsa pasar para muda-mudi yang tidak terlalu suka dengan kopi.
Gudang Kopi tidak mau ketinggalan. Di kedai ini terdapat tiga minuman andalan bagi yang suka Es Kopi Susu. Ketiga minuman tersebut adalah Es Kopi Susu Papandayan, Es Kopi Susu Arjuna, dan Es Kopi Susu Fotokopi.
Terkait rasa, bagi yang suka minuman es kopi susu cenderung manis, kalian bisa memesan Es Kopi Susu Papandayan. Jika dirasa lebih dalam, minuman ini semacam ada aroma pandannya. Namun, bagi es kopi susu lebih pekat, pilihan yang tepat adalah Es Kopi Susu Arjuna.
Saya pribadi lebih suka Es Kopi Susu Fotokopi. Entahlah, menurutku rasanya jauh lebih pas di lidahku. Meski masih terlalu manis bagi lidah. Lucunya, penamaan Es Kopi Susu Fotokopi ini muncul karena gabungan dari tempat foto (Gudang Digital) dan Kedai Kopi. Jadilah nama Es Kopi Susu Fotokopi.
“Bahkan pernah ada seorang turis manca yang datang ke sini niatnya mau fotocopy dokumen. Dikiranya tempat ini menyediakan layanan fotocopy,” Ujar Mas Echa saat bercerita tentang Gudang Kopi.
Selain menu minuman, kedai Gudang Kopi juga mempunyai menu makanan. Tidak hanya kudapan, di sini juga ada menu makan berat. Beberapa kali saya makan di kedai kopi ini ketika sedang menyelesaikan tulisan blog.
Kopi dan sisa-sisa kudapan di Gudang Kopi |
Kudapan yang beberapa kali saya beli adalah Dory Finger. Pernah juga membeli kudapan yang menyajikan tahu. Saya lupa nama kudapan tersebut. Seraya mengabadikan beberapa saat kedai kopi, saya melihat berbagai menu yang ada di Gudang Kopi.
Sirine panjang terdengar dari pelantang masjid yang ada di belakang kedai kopi. Saya mengambil Es Kopi Susu Fotokopi. Sejenak berdoa, lantas meneguk minuman tersebut. Di atas meja ada makanan Lokal Bowl yang siap santap. Teman yang lain pun sama. Sore ini, kami berbuka puasa di Kedai Gudang Kopi Jogja.
Lokal Bowl adalah nasi putih yang diberi ayam panggang, tumis sayur, sambal kemangi, dan dilengkapi dengan kerupuk. Makanan ini cocok dinikmati sewaktu kita sedang lapar berat di kedai kopi. Selain Lokal Bowl, masih ada menu makanan berat yang lainnya seperti Ayam Kari Kuning, Creamy Rendang, Pasta Teriyaki, Omurice, dan yang lainnya.
Menu makanan berat di Gudang Kopi |
Sembari menikmati makan buka puasa. Kami berbincang santai di kedai kopi. Lantas bergantian menuju lantai tiga untuk menunaikan salat magrib. Di atas terdapat musola kecil yang bisa dimanfaatkan untuk salat (bagi yang menjalankan).
Tidak banyak kedai kopi di Jogja yang menyediakan makanan berat. Biasanya hanya kudapan dan keik (cake). Adanya makanan berat ini menjadikan pengunjung lebih nyaman saat bersantai dan mengerjakan tugas. Karena mereka tidak perlu keluar dari kedai untuk mencari makan.
Tuntas buka puasa, salat, dan beraktivitas yang lainnya. Saya masih di kedai Gudang Kopi. Kemarin, ada kawan yang mengabarkan di sini tersedia biji impor baru. Saya menyicip kopi kawan yang dibuat dari biji kopi impor (Guatemala dan Panama). Rasanya lebih asyik yang Guatemala di lidahku.
Saya menuju meja kasir, mencoba memilih biji kopi baru. Sepertinya malam ini hari keberuntunganku. Barista sedang membuka biji kopi impor dari Brazil. Saya langsung memesan kopi tersebut untuk dibuatkan dengan metode V60.
Sekadar mengabadikan diri sambil mengopi |
“Sudah saya diskon, mas,” Celetuk kasir yang menerima selembar uang dari tanganku.
Kami tertawa bersama. Di Gudang Kopi, para barista, kasir sekaligus pramusaji, serta pemiliknya sendiri sangat hafal dengan kami. Setidaknya tiap kami datang dan memesan beberapa item makanan/minuman, pasti diberi potongan harga. Terima kasih Gudang Kopi!
0 Komentar