Gerobak penjual Es Legen dan Es Siwalan |
Sudah lama saya tidak bersepeda di akhir pekan. Hingga pagi ini ada ajakan kawan untuk berkeliling di sekitaran Malioboro. Tawaran yang pastinya tidak saya tolak. Hingga waktu menjelang siang, kami masih asyik bersantai di sekitaran kota.
Menjelang siang, pesepeda bubar. Sepeda kuarahkan menuju jalan Kusumanegara. Sengaja mengambil rute agak jauh, mumpung tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan akhir pekan ini. jadi bisa untuk bersepeda sepuasnya.
Tepat di jalan Timoho, saya melihat geroba di sisi kiri jalan. Di tempat yang agak teduh, sebuah gerobak bertuliskan “Siwalan & Legen” menarik perhatian. Laju sepeda cukup kenjang, saya berbalik arah dan menghampiri gerobak tersebut.
Lebih dari selusin botol bekas air mineral dengan ukuran tanggung dan besar berisi Siawalan. Sebagai orang yang suka minum Es Siawalan, tentu godaan siang tidak terhingga. Saya memesan satu gelas Es Siwalan.
Legen dan siwalan dijual murah |
Pria dewasa didamping dua putra-putrinya yang sudah besar cekatan bekerja. Beliau mengambil air siwalan pada botol, lantas menuangkan ke dalam gelas. Tidak lupa es batu dimasukkan agar menjadi dingin.
Saya lupa nama bapak penjual Es Siwalan ini. beliau bercerita berasal dari Kediri. Di sini memang berjualan es siwalan. Seperti yang kita ketahui, di sekitaran Jlana Timoho Jogja beragam penjual dengan mudah kit temui di tepian jalan.
Sisi barat jalan biasanya dipenuhi penjual buah Nangka. Pada musim-musim tertentu banyak penjual Nangka yang berjejeran di sepanjang tepi jalan. Berbeda halnya dengan sisi timur. Saat musim durian tiba, maka di sana terdapat tiga titik lapak yang berjualan durian.
Penjual Es Siwalan ini sudah cukup lama. Beliau tidak hanya menjual es. Tidak ketinggalan nasi bungkus dan gorengan. Pemandangan seperti ini mengingatkan saya nas pada angkringan. Hanya saja, di sini tidak ada tenda. Meja dan kursi ditempatkan tepat di bawah pohon rindang sebagai peneduh.
Nasi bungkus dan Gorengan pelengkap minuman dingin |
“Saya sudah lama di sini, mas. Kalau minumannyakami sudah ada yang mengirimi.”
Saya tidak bertanya lebih lanjut terkait darimana beliau mendapatkan siwalan. Di Jogja rata-rata masyarakat Kulon Progo yang biasa membuat minuman es legen dijadikan minuman kemasan untuk produk UMKM. Saya pernah mendapatkan es legen di sekitar perbukitan menorah.
Di Jogja memang tidak mudah kita menemukan Es Siwalan. Seingatku, selain tempat ini; ada lagi penjual es siwalan di sekitar stadion Mandala Krida. Entah orang yang sama atau beda. Dulu sewaktu sepedaan pernah melihat gerobak es siwalan yang jualan.
Es siwalan ini cukup murah. Satu gelas dihargai 2000 rupiah. Sementara jika kita membeli yang dalam botol tanggung, harganya 3000 rupiah. Untuk botol besar harganya 6000 rupiah. Selama saya menikmati es siwalan dan makan, ada beberapa orang pembeli tetap yang datang. Para pembeli tetap rata-rata pengemudi taksi yang mangkal tidak jauh dari tempat jualan.
Tidak sampai petang, minuman yang beliau jual habis. Banyaknya orang yang berlalu-lalang di sekitaran jalan Timoho membuat minuman ini laris terjual. Terlebih cuaca Jogja sangat terik ketika siang hari.
“Selalu habis minumannya pak?” Tanyaku sambil mengunyah tempe goreng.
“Mesti mas. Tiap hampir sore minumannya habis.”
Sedikit iseng, saya menghitung jumlah botol tempat minuman yang ukurannya besar. Di gerobak, yang dijual sejumlah 20 botol. Ini tidak termasuk botol kecil, dan yang ada di dalam bak dicampur dengan es.
Tidak terasa satu nasi bungkus ditambah tiga goreng sudah masuk perut. Meski tadi pagi sudah menikmati semangkuk soto, tetap saja menjelang siang sudah kembali lapar. Saya terus berbincang seraya menikmati tiap teguk Es Legen.
Segelas Es Siwalan hanya 2000 rupiah |
Tegukan terakhir es legen mengantarkanku pulang. Sebelumnya, saya membayar minuman serta makanan yang kumakan. Ingin rasanya membeli es legen yang besar, namun kutangguhkan karena tidak membawa tas.
Bisa jadi dilain kesempatan, saya kembali mengunjungigerobak tersebut untuk membeli minumannya. Percayalah, ketika siang hari minuman siwalan ataupun legen sejatinya menggota kerongkonan yang sedari tadi kering karena bersepeda. *Es Siwalan Jalan Timoho Jogja, 24 Februari 2019.
0 Komentar